Skip to main content

KETIKA KESETIAANMU DIUJI

Hasil gambar untuk kesetiaan


Oleh Laila Rizki Hanantya

Alqur’an menurutku obat hati yang paling menenangkan dalam segala kondisi. Didalamnya merupakan kalam Allah yang merupakan solusi atas semua permasalahan hidup, petunjuk dalam menjalani hidup ini agar tak tersesat. Aku bangga menjadi seorang muslim dan Allah memberiku suatu petunjuk hidup ya lewat Alqur’an. Alqur’an tidak hanya sebatas dibaca, namun setelah itu dipahami artinya kemudian diaplikasikan dalam kehidupan. Saat ini banyak yang salah tafsir dalam memahami maksud isi kandungan Alqur’an, point penting disini tentunya harus ada guru yang membantu kita dalam proses memahaminya.
Awal mula aku mengenal Alqur’an alhamdulillah aku dapat membaca Iqro kemudian lanjut ke Alqur’an sejak masih SD dan kala itu masih ada yang namanya Taman Pendidikan Alqur’an (TPA). Disana benar-benar belajar dari awal huruf hijaiyah dan aku juga bukan berasal dari keluarga yang paham banget tentang agama sehingga aku harus belajar dari orang lain. Waktu terus berganti hingga aku beranjak remaja dan aku tak lagi  belajar ngaji di TPA. Membaca Alqur’an di rumah masih aku jalani namun sudah tak serutin saat ada yang membimbingku. Di sekolah pun ternyata aku butuh ada yang terus membimbingku yaitu dengan jalan mengikuti ekskul Rohis.  Disini sebagai salah satu upaya untuk menjaga keistiqamahan dan tetap berinteraksi dengan Alqur’an.
Kemajuan teknologi dan perkembangan zaman semakin meluas mulai bermunculan facebook, twitter, dan media sosial lainnya. Saat aku masuk SMA ternyata setiap pagi ada ngaji bareng dan aku masih mengikuti ekskul Rohis juga. Meskipun setiap hari membaca Alqur’an di sekolah, di rumah aku coba untuk membacanya dan ternyata masih belum bisa konsisten membaca Alqur’an sendiri. Zaman serba canggih menjadikan suatu masyarakat membentuk komunitas kebaikan mulai dari ODOJ, KUTUB, Pejuang Subuh, dan masih banyak komunitas kebaikan lainnya. Suatu saat temanku menawarkan masuk program ODOJ yang ternyata temanku sudah lebih dulu gabung di ODOJ
“La, mau ikut ODOJ gak?” Temanku menawarkan padaku
“Itu gimana sistemnya Tri?” Tanyaku dengan penuh kebingungan
“Nanti tilawah satu hari satu juz sesuai juz yang sudah ditentukan, kalau sudah selesai laporan di grup by WA. Gimana mau gak? Biar kita bisa satu grup mumpung di grup 880 masih ada yang kosong.” Jawab temanku
“Hmm. Mau dong”. Jawabku dengan penuh keyakinan
“Oke. Aku bilang ke adminnya”
            Akhir tahun 2014 merupakan awal aku bergabung dengan ODOJ. Bergabung dengan ODOJ menjadikanku lebih disiplin dalam mengatur waktu tilawah, menambah saudara baru yang belum kita kenal, ada yang sering kasih motivasi, sesi sharing yang membuat kita menjadi semakin dekat dengan anggota odoj lainnya. Ada masanya kadang iman lagi turun sehingga laporan kholasnya terlambat, ada juga admin yang selalu setia menyemangati aku dan teman-teman di ODOJ 880. Sungguh berada dikomunitas kebaikan membuat kita ikut terbawa menjadi baik pula. Suatu waktu adminku diganti karena kesibukan satu dan lain hal, kemudian kami mendapat suntikan semangat baru lagi dari admin yang baru. Tak lama kemudian admin yang kedua ini juga diganti dengan alasan grup kami sudah aktif dan rajin tilawahnya sehingga adminku ini harus memegang grup odoj di tempat lain yang kurang semangat dalam berODOJ. Admin yang sekarang juga merupakan anggota ODOJ di grup kami. Alhamdulillah di awal masih dalam kondisi semangat, namun seiring berjalannya waktu yang namanya iman itu bisa naik dan bisa turun. Mulai ada yang telat laporan, tidak kholas dalam satu hari dan akhirnya keputusan untuk mengganti anggota yang tidak aktif diberlakukan. Sedih rasanya berpisah dengan teman lama. Aku pun juga merasakan ketika laporan tak lagi tepat karena ternyata kesibukan dunia justru mengalihkan segalanya. Disini terasa sekali ujiannya bagaimana mengatur waktu tilawah dan aktivitas dunia. Allah SWT berfirman:
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman” dan mereka tidak diuji? (Q.S. Al-Ankabut:2)
            Ujian tiap manusia berbeda-beda dan Allah memberikan ujian untuk melihat kadar keimanan dan ketakwaan hambaNya. Memberi prioritas waktu kita untuk bertilawah dibandingkan mengurusi urusan duniawi harus lebih diutamakan. Ketika ingin menyelesaikan 1 juz maka luangkanlah waktunya jangan menunggu waktu sisa. Ketika sudah mulai banyak yang telat atau tak berkabar di grup ODOJku maka banyak pula yang tak dapat bertahan sehingga memutuskan untuk tilawah sendiri termasuk temanku yang pertama kali mengajak bergabung ke ODOJ. Padahal dengan bersama jamaah seharusnya semakin bersemangat karena ketika bersama jamaah saja serapuh itu apalagi seorang diri? Tak ada yang bisa menjamin seorang diri dapat intens berinteraksi dengan Alqur’an setiap hari. Semoga Allah selalu menjaga keistiqamahan kita untuk terus berinteraksi dengan Alqur’an dan jadikan ini sebagai bagian dari kebutuhan kita.  

Comments

Popular posts from this blog

TENTANG MAN JADDA WAJADA

Oleh Nila Rofiqoh Sumber Bisa karena biasa. Mungkin slogan itu yang selalu kupegang teguh untuk menguasai beberapa ilmu dalam kehidupan. Sampai akhirnya sebuah pelajaran berharga yang benar-benar kudapatkan. Dan bahkan sejak peristiwa itu segala hal kecil kuperhatikan supaya tak salah langkah. Semua berawal saat Dokter memvonisku untuk masa pengobatan yang harus kujalani adalah selama enam bulan tanpa putus. “Tapi kan ini tuh gak sebentar dan nanti kalo aku tiba-tiba lupa sehari gimana? Ngulang dari awal kan Dok?.” Itulah protes pertamaku ke dokter THT yang sudah menanganiku selama tiga tahun terakhir. Saat itu aku memang bukanlah anak yang  aware  dengan kondisi badan sendiri, olahraga jarang, makan terkadang ingat terkadang pun lupa, apalagi yang namanya sayur mayur ooh tidak itu salah satu yang kusisihkan pertama dipiring ketika bertemu dengannya. Tapi untungnya aku masih suka buah-buahan dan ini yang akhirnya membantuku lekas sembuh dari penyakit yang dibawa ole

ODOJ Spirit Message (OSM)

Subhanallah .... Berjuang dalam jamaah kebaikan itu menyenangkan apalagi didalamnya ada ruh-ruh kebaikan yang memompanya di setiap penjuru. Namun dari semangat-semangat kebaikan yang kita tebarkan itu, perlu kita waspadai ada virus-virus yang menyusup dalam amal sholeh kita. Ya virus itu adalah niat kita, ya niat kita ... !!! Saudaraku ... kita berjuang bukan ingin dipuji dan disanjung bak pahlawan yang namanya harum tercetak dalam sejarah. Karena jika niat kita sudah melenceng maka sejatinya kita sedang mengumpulkan bahan bakar kita sendiri. Naudzubillah... Kita berjuang bukan hanya sekadar ingin memperbaiki akhlak atau memiliki peran kebaikan dalam sebuah negara, melainkan kita ingin berjuang untuk kebenaran Islam yang haq dan perjuangan itu menjadi jembatan surga yang kita impikan. Biarlah sebagian mereka melemparkan cacian dan hujatan diatas kebenaran yang menjadi pilihanmu, Tangkaplah cacian dan hujatan itu menjadi kumpulan puing-puing yang mampu meringankan timban

Mendesain Kematian

Oleh: Rochma Yulika Ingatlah pada sebuah kampung di mana kita berasal. Ingatlah pada sebuah kampung di mana kita akan tinggal.  Ingatlah pada sebuah kampung di mana kita akan hidup kekal.  Langkah-langkah kaki dalam mengisi hari. Langkah-langkah kaki menapaki jalan Ilahi. Adalah langkah menuju kehidupan hakiki.  Janganlah merasa bahwa di dunia ini adalah tempat tinggal kita. Janganlah merasa bahwa di dunia ini kita akan hidup selamanya.  Bila kita mampu menyadari.  Bila kita mampu memahami. Bahwa yang hidup akan mati Bahwa yang hebat menjadi tak berarti. Dan semua akan kembali.  Sudahkah kita mendesign akhir hidup kita?  Sudahkah kita mengukir sejarah dengan banyak berkarya?  Sudahkah kita berjuang tuk tegakkan kalimat Nya?  Dan sudahkah kita berkorban dengan segala yang kita punya?  Seperti apa kematian kita? Rancang dari semula.  Hingga sesal tak lagi ada. Hingga mulia jadi karunia. Hingga syahid menjadi nyata. Setiap detik yang kita lalui mar