Skip to main content

YANG ‘BARU’ TERLUPAKAN

YANG ‘BARU’ TERLUPAKAN

Oleh Zr. Runekaf


Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ngulang bagi manusia dalam Al-Qur’an ini bermacam-macam perumpamaan.
Dan manusia aadalah makhluk yang paling banyak membantah”
QS. Al-Kahfi / 18: 54

Malam itu sebuah tamparan keras menerpa diriku hingga ke ubun-ubun, lebih dari kerusuhan hati, pikiran dan emosional. Bagaimana mungkin sosok anak lelaki berbadan mungil dan berwajah polos itu tidak mampu mejawab pertanyaan dari gurunya? Ku lihat dari kejauhan ia hanya duduk mendengarkan seseorang yang berdiri di depan tanpa ekspresi, seolah pikirannya melang-layang dengan lamunannya. Apakah pantas jika aku langsung menghukumnya tanpa lebih dulu mencari tahu penyebabnya? Mungkinkan aku selama ini lalai dalam membidiknya? Atau memang aku sudah lalai untuk membantunya dalam mengulang hafalannya, bahkan sekedar untuk mengevaluasi.

“Siapa yang bisa menyebutkan dua belas bulan Hijriyah secara urut dan ngacak?”

Bukankah seharusnya ia mampu mejawab dengan mudah? Mengapa lagi-lagi harus anak lain yang menjawab? batinku

“Saya!” jawab  anak laki-laki dari sudut tempat duduknya

“Ya, sebutkan nama-nama bulan Hijriyah secara beraturan ya, Nak”

“Muharram, Safar, Rabiul awal, Rabiul akhir, Jumadil awal, Jumadil akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Dzulhijjah, Dzulkoidah”

“Bagus, Nak! Sekarang sebutkan tiga bulan setelah Ramadhan dan satu bulan sebelum Ramadhan”

“Setelah Ramadhan, Syawal, Dzulhijjah, Dzulkoidah. Sebelum Ramadhan, bulan Rajab”
“Menarik sekali, setelah Muharram?”

“Safar”

“Setelah Jumadil akhir?

“Rajab”

“Sebelum Jumadil awal?”

“Rabiul awal, eh akhir akhir. Iyah Rabiul akhir”

Suara sorakan dan ruangan pecah memenuhi isi dan sekitarnya. Cepat sekali waktu berputar, sama seperti anaklaki-laki tadi menjawab pertanyaan sang guru.

Akan ku pastikan setelah ini berlalu, anak itu harus ku bidik menjadi lebih baik dengan sering mengulang.

Tujuan menghafal adalah untuk melupakan
Sedangkan tujuan mengulang adalah untuk mengingat

Ah ternyata bagian itu yang telah aku lupakan. Tentu saja selama ini aku hanya memaksanya untuk menghafal tanpa mengajarinya untuk mengulang.

Comments

Popular posts from this blog

TENTANG MAN JADDA WAJADA

Oleh Nila Rofiqoh Sumber Bisa karena biasa. Mungkin slogan itu yang selalu kupegang teguh untuk menguasai beberapa ilmu dalam kehidupan. Sampai akhirnya sebuah pelajaran berharga yang benar-benar kudapatkan. Dan bahkan sejak peristiwa itu segala hal kecil kuperhatikan supaya tak salah langkah. Semua berawal saat Dokter memvonisku untuk masa pengobatan yang harus kujalani adalah selama enam bulan tanpa putus. “Tapi kan ini tuh gak sebentar dan nanti kalo aku tiba-tiba lupa sehari gimana? Ngulang dari awal kan Dok?.” Itulah protes pertamaku ke dokter THT yang sudah menanganiku selama tiga tahun terakhir. Saat itu aku memang bukanlah anak yang  aware  dengan kondisi badan sendiri, olahraga jarang, makan terkadang ingat terkadang pun lupa, apalagi yang namanya sayur mayur ooh tidak itu salah satu yang kusisihkan pertama dipiring ketika bertemu dengannya. Tapi untungnya aku masih suka buah-buahan dan ini yang akhirnya membantuku lekas sembuh dari penyakit yang dibawa ole

ODOJ Spirit Message (OSM)

Subhanallah .... Berjuang dalam jamaah kebaikan itu menyenangkan apalagi didalamnya ada ruh-ruh kebaikan yang memompanya di setiap penjuru. Namun dari semangat-semangat kebaikan yang kita tebarkan itu, perlu kita waspadai ada virus-virus yang menyusup dalam amal sholeh kita. Ya virus itu adalah niat kita, ya niat kita ... !!! Saudaraku ... kita berjuang bukan ingin dipuji dan disanjung bak pahlawan yang namanya harum tercetak dalam sejarah. Karena jika niat kita sudah melenceng maka sejatinya kita sedang mengumpulkan bahan bakar kita sendiri. Naudzubillah... Kita berjuang bukan hanya sekadar ingin memperbaiki akhlak atau memiliki peran kebaikan dalam sebuah negara, melainkan kita ingin berjuang untuk kebenaran Islam yang haq dan perjuangan itu menjadi jembatan surga yang kita impikan. Biarlah sebagian mereka melemparkan cacian dan hujatan diatas kebenaran yang menjadi pilihanmu, Tangkaplah cacian dan hujatan itu menjadi kumpulan puing-puing yang mampu meringankan timban

Mendesain Kematian

Oleh: Rochma Yulika Ingatlah pada sebuah kampung di mana kita berasal. Ingatlah pada sebuah kampung di mana kita akan tinggal.  Ingatlah pada sebuah kampung di mana kita akan hidup kekal.  Langkah-langkah kaki dalam mengisi hari. Langkah-langkah kaki menapaki jalan Ilahi. Adalah langkah menuju kehidupan hakiki.  Janganlah merasa bahwa di dunia ini adalah tempat tinggal kita. Janganlah merasa bahwa di dunia ini kita akan hidup selamanya.  Bila kita mampu menyadari.  Bila kita mampu memahami. Bahwa yang hidup akan mati Bahwa yang hebat menjadi tak berarti. Dan semua akan kembali.  Sudahkah kita mendesign akhir hidup kita?  Sudahkah kita mengukir sejarah dengan banyak berkarya?  Sudahkah kita berjuang tuk tegakkan kalimat Nya?  Dan sudahkah kita berkorban dengan segala yang kita punya?  Seperti apa kematian kita? Rancang dari semula.  Hingga sesal tak lagi ada. Hingga mulia jadi karunia. Hingga syahid menjadi nyata. Setiap detik yang kita lalui mar