Skip to main content

Posts

Showing posts with the label odoj

ODOJ, HIJRAH DAN CINTA

Oleh Dinda A Oktavia Di tahun 2017 ini aku bertemu dengan seorang sahabat, dia bernama Hadia Wati, biasa ku panggil Mba Wati. Mba Wati adalah salah satu teman yang kutemui di fasil 3, beliau juga salah seorang yang juga mengampu grup Odalf. Aku tertarik pada ceritanya setelah aku melihat foto pernikahannya dan mendengar cerita tentang hubungannya dengan sang suami. Hingga suatu saat aku berniat untuk mencari tau tentang kisah beliau melalui pesan singkat, dan Alhamdulillah beliau berkenan untuk menceritakannya. Untuk membuka pembicaraan aku bertanya tentang bagaimana beliau berhijrah hingga tergugah untuk menggunakan niqob. Kisahnya berawal tahun 2016 saat beliau mengalami sakit. “Sakitnya sebenarnya tidak begitu parah, tetapi butuh waktu yang cukup lama untuk menyembuhkannya.” Tutur Mba Wati Beliau perlu rutin  check up  kerumah sakit selama penyembuhan penyakitnya, dengan rutin datang kerumah sakit Mba Wati menyadari sesuatu bahwa ternyata masih banyak orang yang m

YANG ‘BARU’ TERLUPAKAN

Oleh Zr. Runekaf Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ngulang bagi manusia dalam Al-Qur’an ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia aadalah makhluk yang paling banyak membantah” QS. Al-Kahfi / 18: 54 Malam itu sebuah tamparan keras menerpa diriku hingga ke ubun-ubun, lebih dari kerusuhan hati, pikiran dan emosional. Bagaimana mungkin sosok anak lelaki berbadan mungil dan berwajah polos itu tidak mampu mejawab pertanyaan dari gurunya? Ku lihat dari kejauhan ia hanya duduk mendengarkan seseorang yang berdiri di depan tanpa ekspresi, seolah pikirannya melang-layang dengan lamunannya. Apakah pantas jika aku langsung menghukumnya tanpa lebih dulu mencari tahu penyebabnya? Mungkinkan aku selama ini lalai dalam membidiknya? Atau memang aku sudah lalai untuk membantunya dalam mengulang hafalannya, bahkan sekedar untuk mengevaluasi. “Siapa yang bisa menyebutkan dua belas bulan Hijriyah secara urut dan ngacak?” Bukankah seharusnya ia mampu mejawab dengan mudah? Menga

KETIKA KESETIAANMU DIUJI

Oleh Laila Rizki Hanantya Alqur’an menurutku obat hati yang paling menenangkan dalam segala kondisi. Didalamnya merupakan kalam Allah yang merupakan solusi atas semua permasalahan hidup, petunjuk dalam menjalani hidup ini agar tak tersesat. Aku bangga menjadi seorang muslim dan Allah memberiku suatu petunjuk hidup ya lewat Alqur’an. Alqur’an tidak hanya sebatas dibaca, namun setelah itu dipahami artinya kemudian diaplikasikan dalam kehidupan. Saat ini banyak yang salah tafsir dalam memahami maksud isi kandungan Alqur’an, point penting disini tentunya harus ada guru yang membantu kita dalam proses memahaminya. Awal mula aku mengenal Alqur’an alhamdulillah aku dapat membaca Iqro kemudian lanjut ke Alqur’an sejak masih SD dan kala itu masih ada yang namanya Taman Pendidikan Alqur’an (TPA). Disana benar-benar belajar dari awal huruf hijaiyah dan aku juga bukan berasal dari keluarga yang paham banget tentang agama sehingga aku harus belajar dari orang lain. Waktu terus berganti hi

SYAHDU DI LISANNYA

Pada dentang waktu paling sunyi Sayup merasuk ke telinga Begitu syahdu dalam keheningan Begitu lirih bak pengaduan yang pilu   Senyap di pojok kamar tidur Punggungnya enggan menyapa kasur Alunan kalimat suci kalam ilahi Terlantunkan lisan seorang abdi   Laki-laki yang kusebut ayah Setiap detik pekat menyelemuti Mulutnya malu untuk berhenti Seakan malam-malam itu Adalah akhir dari waktunya °°°°°°°° *)Ketua 1 Bidang Area Luar Negeri DPP ODOJ Grup ODOJ: G039 Pekerjaan: Mahasiswa jurusan dakwah universitas Al azhar Kairo Mesir

MAUKAH KITA KEMBALI KE MASA LALU ?

Oleh Nike Shinta  Sumber  Benar kata pepatah bahwa rajin akan berbuah pandai. Namun pandai belum tentu menjadikan seseorang rajin. Rajin identik dengan sesuatu yang dilakukan secara terus menerus atau yang biasa kita kenal dengan istiqomah. Berbeda dengan dia, seorang teman yang sangat pandai dalam membaca Al Quran sejak kecil. Dia yang selalu menjuarai MTQ tingkat nasional bahkan sejak TK. Prestasi tersebut ia ukir dengan sangat membanggakan. Bukan hanya untuk dia, tetapi kedua orang tuanya pun turut bangga dan sangat bahagia. Lantunan Al Quran dibacanya dengan tartil ditambah dengan suara yang sangat merdu. Dia adalah seorang perempuan yang sangat beruntung. Allah telah menjadikannya seorang yang shalihah dan da’i yang membawa kalam Allah hingga ke penjuru negeri. Hingga suatu ketika dia beranjak dewasa dan mengenyam ilmu di sebuah universitas ternama. Kesibukan kuliah menjadikannya teramat sibuk hingga interaksi dengan Al Quran menjadi sangat jarang, bahkan hampir ti

SEMUA TENTANG CINTA

Oleh Nike Shinta Sumber Apakah yang membuat kita bertahan kecuali cinta? Tentang rasa yang berjuta makna. Tentang keyakinan di antara beribu keraguan. Kau kah itu wahai Sang pemilik cinta yang telah memberikan rasa teramat indah? Betapa agung perkataan-Mu. Betapa menggetarkan seluruh berita-Mu. Betapa mengharukan janji-Mu. Ya, diri ini bertahan lantaran cinta atas segala keindahan-Mu.             Tidak mudah memegang amanah. Janji untuk selalu membumikan Al Quran lewat sebuah komunitas ODOJ (One Day One Juz) terasa sangat berat. Membaca Al Quran yang awalnya hanya dua lembar per hari lantas berganti menjadi satu juz. Tidak bisa membayangkan bagaimana harus mengatur waktu yang bahkan shalat pun kadang terburu-buru. Segudang aktivitas menjadikan tubuh dan pikiran ini penuh dengan urusan duniawi. Menjadikan raga ini lelah lantaran urusan dunia. Menjadikan ruh ini mati karena terlalu gersang. Jelas, amanah untuk menyelesaikan sehari satu juz menjadi teramat sulit.    

MUSHAF WARNA PINK

Oleh Wardatul Aini Sumber Warna malam semakin pekat Aroma dingin menyusup menusuk tulang Mata ini tak jua kunjung terpejam Sayup-sayup Kudengar daun-daun saling berbisik Saling tanya menatapku penuh selidik Untuk apa kugunakan waktu yang ada? Apa yang sering kupegang di waktu senggang? Ah Hatiku mendadak resah Mendapati angin datang membawa berita Sudah lama tak ketemukan kedamaian Sekian lama mushaf warna  pink  itu kuabaikan Di mana bisa kutemukan keteduhan Jika melantunkan kalam-Nya aku tak kuasa Duhai diri Wajar jika engkau dirundung nestapa Waktu sering kau buang percuma Padahal usia terus menua Sebelum beranjak pergi Malam berbisik padaku Sungguh Hanya dengan mengingat-Nya hati menjadi tenang.

TENTANG MAN JADDA WAJADA

Oleh Nila Rofiqoh Sumber Bisa karena biasa. Mungkin slogan itu yang selalu kupegang teguh untuk menguasai beberapa ilmu dalam kehidupan. Sampai akhirnya sebuah pelajaran berharga yang benar-benar kudapatkan. Dan bahkan sejak peristiwa itu segala hal kecil kuperhatikan supaya tak salah langkah. Semua berawal saat Dokter memvonisku untuk masa pengobatan yang harus kujalani adalah selama enam bulan tanpa putus. “Tapi kan ini tuh gak sebentar dan nanti kalo aku tiba-tiba lupa sehari gimana? Ngulang dari awal kan Dok?.” Itulah protes pertamaku ke dokter THT yang sudah menanganiku selama tiga tahun terakhir. Saat itu aku memang bukanlah anak yang  aware  dengan kondisi badan sendiri, olahraga jarang, makan terkadang ingat terkadang pun lupa, apalagi yang namanya sayur mayur ooh tidak itu salah satu yang kusisihkan pertama dipiring ketika bertemu dengannya. Tapi untungnya aku masih suka buah-buahan dan ini yang akhirnya membantuku lekas sembuh dari penyakit yang dibawa ole

KETIKA AL-QUR`AN ADALAH CINTA

Oleh :  Nina Kirana Sumber dan ketika Al Qur`an adalah Cinta semua yang adam menjadi 'adam langit pasrah terkoyak Bara Sajadah terpenjara dalam Cahaya   dan ketika Al Qur`an adalah Cinta gunung-gunung pecah tak mampu memuatnya matahari gelisah menahan gejolak yang meraja semesta hancur meluluh tanpa daya   dan aku sang hina,  lenyap tanpa a-i-u bersama atom-atom di dalam misbah nun   kami hilang daya menyaksikan Jari-jemari-Nya menancapkan alif lalu… dalam ‘adam semua mengalir begitu saja, di antara getar-getar tarian rindu sang hamzah Musnah dalam Tiada dan ketika Al Qur`an adalah Cinta, pupuslah semesta tanpa ia sanggup ‘tuk bertanya   .. di antara deru angin malam bulan Januari 2018 ..   Al Qur`an Surat At-Takwir: Apabila matahari digulung,  Dan apabila bintang-bintang berjatuhan,  Dan apabila gunung-gunung dihancurkan,   Dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak diperdulikan),   Dan apabila binatang-binata

MAAF JIKA BUATMU CEMBURU

Oleh : Ummu Siwi Sumber Kuhadiahkan tulisan ini untukmu, orang-orang yang menyayangiku, dan yang kucintai. Meski tulisan ini berawal  tentang cintaku pada satu hal, yang mungkin sering membuat kalian tak percaya pada cinta kita, cinta antara aku dan kau, dan mereka, dan kalian semua. Meski ini tentang cinta yang tak mungkin kugantikan, dan hampir selalu membuatmu marah. Bukan ku ingin abaikan kalian, sebaliknya aku justru ingin membuat kalian memiliki cinta yang sama denganku, cinta padanya, ya padanya, Al Quran. Betapa tidak kita akan mencintainya sedangkan Allat ta’ala sendiri mengatakan, “ Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. “Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengamp

INI CERITAKU DI ODOJ, MANA CERITAMU?

Oleh :  Wardatul Aini Sumber Kawan, katamu untuk apa gabung ODOJ? Tilawah kok harus dilapor. Apa tidak takut riya? Atau sering juga kudengar ada yang berkilah, “Aku belum terbiasa tilawah satu juz, kalau gabung ODOJ khawatir tidak sempat tilawah, nanti yang ada aku tidak amanah.” Tahukah kawan? Waktu yang kita punya sama banyaknya. Aku, kamu, dia. Di mana saja kita berada kapasitas waktu yang kita miliki tetaplah sama. Dua puluh empat jam dalam sehari serta tujuh hari dalam seminggu. Barangkali selama ini kita belum baik dalam hal mengatur waktu. Aku juga demikian, dulu sempat menolak ketika diajak bergabung. Tapi, ternyata nge-ODOJ itu keren, loh. Inilah sekelumit cerita yang mampu kurangkum setelah menapak bersama ODOJ. Sudah kenal belum sama ODOJ? Sudah kenal belum sama ODOJ? Kalau belum yuk kenalan dulu. ODOJ adalah komunitas yang mengajak siapa saja untuk bertilawah satu juz setiap harinya. Siapapun kita, apapun pekerjaan yang kita jalani, tanpa memandang u

Teruntuk Diri yang Tertimpa Musibah

oleh : Rochma Yulika Wahai jiwa yang sedang dilanda gundah. Wahai jiwa yang dirudung gelisah. Segera gelar sajadah untuk khusyu beribadah. Dan berdoa penuh harap untuk mendapatkan jalan yang mudah. Jangan terlampau bersedih dengan apa yang menimpa. Lantaran dunia itu berisi kenikmatan yang sementara. Bandingkan dengan kenikmatan akhirat yang tiada ujungnya. Tak kan rugi bila kita mengutamakannya. Kehidupan di dunia sangatlah singkat. Maka hal yang baik jangan sampai terlewat. Apalagi terjerumus ke jalan yang sesat. Sengsara di akhirat dan malaikat pun akan melaknat. Dunia itu miskin kenikmatan. Bila dibanding dengan surga yang tiada berakhiran. Akan merugi bila diri berada dalam kenistaan. Hingga jauhlah kita dari kemuliaan. Akhirat itu kehidupan yang kekal. Sudah saatnya kita segera mengumpulkan bekal. Jika memang kita ini orang-orang berakal. Bergegas untuk beramal agar tak ada sesal. Tak perlu berlarut dalam kesedihan. Bila sebagian milik kita ta

Pribadi Mana Sesungguhnya Diri ini ?

oleh : Ummu Adib Siapa di dunia ini yang tidak pernah merasa dikucilkan, mendapat hardikan atau perlakuan kurang lembut dari insan lain. Diri tidak pernah tahu, apakah insan yang diri anggap jahat, sungguh memiliki akhlak yang lebih buruk dari kita di hadapan-Nya. Atau yang diri tahu hanyalah ia berbuat jahat, berbuat tidak benar dari sudut pandang diri. Pada akhirnya, insan hanya dapat menilai dengan pemikiran diri yang sempit dan memang terbatas, dengan hati yang dipenuhi noda, serta dengan jiwa yang selalu merasa benar. Dalam hadits Abu Dzar disebutkan, “ Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada. Ikutilah keburukan dengan kebaikan niscaya ia akan menghapuskan keburukan tersebut dan berakhlaklah dengan manusia dengan akhlak yang baik. ” [HR. Tirmidzi no. 1987 dan Ahmad 5/153. Abu ‘Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih] Ibnul Qoyyim rahimahullahu berkata, “Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan takut yang berl