Skip to main content

Pribadi Mana Sesungguhnya Diri ini ?

Hasil gambar untuk pribadi



oleh : Ummu Adib


Siapa di dunia ini yang tidak pernah merasa dikucilkan, mendapat hardikan atau perlakuan kurang lembut dari insan lain.

Diri tidak pernah tahu, apakah insan yang diri anggap jahat, sungguh memiliki akhlak yang lebih buruk dari kita di hadapan-Nya.
Atau yang diri tahu hanyalah ia berbuat jahat, berbuat tidak benar dari sudut pandang diri.

Pada akhirnya, insan hanya dapat menilai dengan pemikiran diri yang sempit dan memang terbatas, dengan hati yang dipenuhi noda, serta dengan jiwa yang selalu merasa benar.

Dalam hadits Abu Dzar disebutkan,
“ Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada. Ikutilah keburukan dengan kebaikan niscaya ia akan menghapuskan keburukan tersebut dan berakhlaklah dengan manusia dengan akhlak yang baik. ”
[HR. Tirmidzi no. 1987 dan Ahmad 5/153. Abu ‘Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih]

Ibnul Qoyyim rahimahullahu berkata,
“Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan takut yang berlebihan, atau timbul dalam diri kami prasangka-prasangka buruk, atau (ketika kami merasakan) kesempitan hidup, kami mendatangi beliau, maka dengan hanya memandang beliau dan mendengarkan ucapan beliau, maka hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang.”
[Al Waabilush Shayyib hal 48, cetakan ketiga, Darul Hadist, Maktabah Syamilah]

Betapa indah akhlak Ibnu Taimiyyah...
Adakah diri tidak berminat dan berazzam untuk serta memiliki akhlak tersebut.

Tak pernah sampaikah ke hadapan diri, lembutnya akhlak Rasulullah yang terus mengunyahkan dan mensuapi makanan kepada pengemis yahudi buta.

Atau diri ini yang memang telah larut tenggelam dalam dosa-dosa sehingga hati mengeras layaknya baja. Tak lagi dapat meraba kenikmatan berbuat melapangkan dan menjadi kesejukan bagi insan lain.

Ibnu Abbas pernah berkata;
"Akhlak yang Baik, melunturkan kesalahan yang lalu, seperti Mentari melumerkan es yang beku."

“ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai perkara yang banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau menjawab, “Takwa kepada Allah dan berakhlak yang baik.”
[HR. Tirmidzi no. 2004 dan Ibnu Majah no. 4246. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih]

Ma syaAllah...
Maka mari setiap diri meneladani akhlak Rasulullah, menjadi muslim sesungguhnya dengan akhlak yang lembut lagi meringankan.

Dari Ali bin Abi Thalib Rodhiallahu ‘anhu bahwa Rasululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa:

“ Ya Alloh, tunjukkanlah aku pada akhlak yang paling baik, karena tidak ada yang bisa menunjukkannya selain Engkau. Ya Alloh, jauhkanlah aku dari akhlak yang tidak baik, karena tidak ada yang mampu menjauhkannya dariku selain Engkau. ” (HR. Muslim 771, Abu Dawud 760, Tirmidzi 3419)

Insan-insan yang berharap bertempat tinggal di syurga, sudah tentu berlatih untuk membiasakan diri bermental dan berakhlak layaknya penghuni syurga.
Bagaimana mungkin diri berharap syurga namun terus mempraktekkan pribadi dengan mental dan karakter penghuni neraka.

Mari menata diri kembali.


#Semangat Tilawah
#Semangat Menjadi Pribadi Indah


AIHQ PSDM ODOJ

Comments

Popular posts from this blog

TENTANG MAN JADDA WAJADA

Oleh Nila Rofiqoh Sumber Bisa karena biasa. Mungkin slogan itu yang selalu kupegang teguh untuk menguasai beberapa ilmu dalam kehidupan. Sampai akhirnya sebuah pelajaran berharga yang benar-benar kudapatkan. Dan bahkan sejak peristiwa itu segala hal kecil kuperhatikan supaya tak salah langkah. Semua berawal saat Dokter memvonisku untuk masa pengobatan yang harus kujalani adalah selama enam bulan tanpa putus. “Tapi kan ini tuh gak sebentar dan nanti kalo aku tiba-tiba lupa sehari gimana? Ngulang dari awal kan Dok?.” Itulah protes pertamaku ke dokter THT yang sudah menanganiku selama tiga tahun terakhir. Saat itu aku memang bukanlah anak yang  aware  dengan kondisi badan sendiri, olahraga jarang, makan terkadang ingat terkadang pun lupa, apalagi yang namanya sayur mayur ooh tidak itu salah satu yang kusisihkan pertama dipiring ketika bertemu dengannya. Tapi untungnya aku masih suka buah-buahan dan ini yang akhirnya membantuku lekas sembuh dari penyakit yang dibawa ole

ODOJ Spirit Message (OSM)

Subhanallah .... Berjuang dalam jamaah kebaikan itu menyenangkan apalagi didalamnya ada ruh-ruh kebaikan yang memompanya di setiap penjuru. Namun dari semangat-semangat kebaikan yang kita tebarkan itu, perlu kita waspadai ada virus-virus yang menyusup dalam amal sholeh kita. Ya virus itu adalah niat kita, ya niat kita ... !!! Saudaraku ... kita berjuang bukan ingin dipuji dan disanjung bak pahlawan yang namanya harum tercetak dalam sejarah. Karena jika niat kita sudah melenceng maka sejatinya kita sedang mengumpulkan bahan bakar kita sendiri. Naudzubillah... Kita berjuang bukan hanya sekadar ingin memperbaiki akhlak atau memiliki peran kebaikan dalam sebuah negara, melainkan kita ingin berjuang untuk kebenaran Islam yang haq dan perjuangan itu menjadi jembatan surga yang kita impikan. Biarlah sebagian mereka melemparkan cacian dan hujatan diatas kebenaran yang menjadi pilihanmu, Tangkaplah cacian dan hujatan itu menjadi kumpulan puing-puing yang mampu meringankan timban

Mendesain Kematian

Oleh: Rochma Yulika Ingatlah pada sebuah kampung di mana kita berasal. Ingatlah pada sebuah kampung di mana kita akan tinggal.  Ingatlah pada sebuah kampung di mana kita akan hidup kekal.  Langkah-langkah kaki dalam mengisi hari. Langkah-langkah kaki menapaki jalan Ilahi. Adalah langkah menuju kehidupan hakiki.  Janganlah merasa bahwa di dunia ini adalah tempat tinggal kita. Janganlah merasa bahwa di dunia ini kita akan hidup selamanya.  Bila kita mampu menyadari.  Bila kita mampu memahami. Bahwa yang hidup akan mati Bahwa yang hebat menjadi tak berarti. Dan semua akan kembali.  Sudahkah kita mendesign akhir hidup kita?  Sudahkah kita mengukir sejarah dengan banyak berkarya?  Sudahkah kita berjuang tuk tegakkan kalimat Nya?  Dan sudahkah kita berkorban dengan segala yang kita punya?  Seperti apa kematian kita? Rancang dari semula.  Hingga sesal tak lagi ada. Hingga mulia jadi karunia. Hingga syahid menjadi nyata. Setiap detik yang kita lalui mar