Skip to main content

Lalu Apa Yang Kita Banggakan ?

Hasil gambar untuk bangga



Sahabat...
Pernahkah sejenak dirimu berfikir,
Apa yang akan kita banggakan di hari perhitungan kelak?
Apakah harta yang melimpah hasil jerih payah?
Ataukah titel seabreg buah dari kuliah yang tak pernah mandeg?

Sahabat...
Apa yang akan kita banggakan?
Apakah harta itu yang jika banyak akan membuat kita gelisah dan jika kurang sedikit akan menjadikan kita susah?
Ataukah rumah dan istana yang nanti pada masanya akan runtuh dan kembali ke tanah?
Atau mungkin titel dan gelar kebanggaan yang hanya akan ditulis di akte namun tidak di nisan?

Sahabat...
Apa yang akan kita banggakan?
Mungkinkah tubuh kekar yang beberapa tahun lagi akan menjadi lemak yang menjalar?
Ataukah paras rupawan yang sebentar lagi akan menjadi tempat ulat bergelantungan?
Atau mungkin ilmu dan pengetahuan yang sedikit namun seolah sudah seluas lautan?

Sahabat...
Apa sih yang akan kita banggakan?
Apakah keluarga dan kerabat yang tak sudi menemani kita di kubur tempat istirahat?
Ataukah banyaknya pengikut dan simpatisan yang tak bisa menolong saat hisab walau hanya sekejap?

Sahabat...
Jika demikian adanya, lalu pantaskah kita membanggakannya?
Pantaskah kita berlaku sombong dan tak mau memperbaikinya?
Lalu apa lagi yang akan kita banggakan?

Divisi Tarqiyah Imaniyah PSDM ODOJ 

Comments

Popular posts from this blog

TENTANG MAN JADDA WAJADA

Oleh Nila Rofiqoh Sumber Bisa karena biasa. Mungkin slogan itu yang selalu kupegang teguh untuk menguasai beberapa ilmu dalam kehidupan. Sampai akhirnya sebuah pelajaran berharga yang benar-benar kudapatkan. Dan bahkan sejak peristiwa itu segala hal kecil kuperhatikan supaya tak salah langkah. Semua berawal saat Dokter memvonisku untuk masa pengobatan yang harus kujalani adalah selama enam bulan tanpa putus. “Tapi kan ini tuh gak sebentar dan nanti kalo aku tiba-tiba lupa sehari gimana? Ngulang dari awal kan Dok?.” Itulah protes pertamaku ke dokter THT yang sudah menanganiku selama tiga tahun terakhir. Saat itu aku memang bukanlah anak yang  aware  dengan kondisi badan sendiri, olahraga jarang, makan terkadang ingat terkadang pun lupa, apalagi yang namanya sayur mayur ooh tidak itu salah satu yang kusisihkan pertama dipiring ketika bertemu dengannya. Tapi untungnya aku masih suka buah-buahan dan ini yang akhirnya membantuku lekas sembuh dari penyakit yang dibawa ole

ODOJ Spirit Message (OSM)

Subhanallah .... Berjuang dalam jamaah kebaikan itu menyenangkan apalagi didalamnya ada ruh-ruh kebaikan yang memompanya di setiap penjuru. Namun dari semangat-semangat kebaikan yang kita tebarkan itu, perlu kita waspadai ada virus-virus yang menyusup dalam amal sholeh kita. Ya virus itu adalah niat kita, ya niat kita ... !!! Saudaraku ... kita berjuang bukan ingin dipuji dan disanjung bak pahlawan yang namanya harum tercetak dalam sejarah. Karena jika niat kita sudah melenceng maka sejatinya kita sedang mengumpulkan bahan bakar kita sendiri. Naudzubillah... Kita berjuang bukan hanya sekadar ingin memperbaiki akhlak atau memiliki peran kebaikan dalam sebuah negara, melainkan kita ingin berjuang untuk kebenaran Islam yang haq dan perjuangan itu menjadi jembatan surga yang kita impikan. Biarlah sebagian mereka melemparkan cacian dan hujatan diatas kebenaran yang menjadi pilihanmu, Tangkaplah cacian dan hujatan itu menjadi kumpulan puing-puing yang mampu meringankan timban

Mendesain Kematian

Oleh: Rochma Yulika Ingatlah pada sebuah kampung di mana kita berasal. Ingatlah pada sebuah kampung di mana kita akan tinggal.  Ingatlah pada sebuah kampung di mana kita akan hidup kekal.  Langkah-langkah kaki dalam mengisi hari. Langkah-langkah kaki menapaki jalan Ilahi. Adalah langkah menuju kehidupan hakiki.  Janganlah merasa bahwa di dunia ini adalah tempat tinggal kita. Janganlah merasa bahwa di dunia ini kita akan hidup selamanya.  Bila kita mampu menyadari.  Bila kita mampu memahami. Bahwa yang hidup akan mati Bahwa yang hebat menjadi tak berarti. Dan semua akan kembali.  Sudahkah kita mendesign akhir hidup kita?  Sudahkah kita mengukir sejarah dengan banyak berkarya?  Sudahkah kita berjuang tuk tegakkan kalimat Nya?  Dan sudahkah kita berkorban dengan segala yang kita punya?  Seperti apa kematian kita? Rancang dari semula.  Hingga sesal tak lagi ada. Hingga mulia jadi karunia. Hingga syahid menjadi nyata. Setiap detik yang kita lalui mar