Skip to main content

Jadi Apa Yang Kau Tunggu ?



Oleh : Satria

Apa yang kau tunggu ?
Apakah pelangi yang indah itu?

Yang datang setelah hujan berderu. Namun hilang ketika matahari mulai beradu.
Tak usah kau tergoda dengan indah semata.
Yang hanya menjadi pemuas sementara. Enak dan nikmatnya tak kekal adanya.
Siksa dan adzabNya kan kau terima di akhirat sana.

Bolehlah jika sekedar keperluan.
Tak lebih serta sesuai kepentingan.
Jangan kau coba nafsu tuk dikenyangkan.
Ia seperti air laut yang membentang.
Tak kan bisa dengannya haus dihilangkan!

Apa yang kau tunggu lagi?
Apakah wangi bunga yang halangi?
Atau pesona mawar yang menarik hati?

Jangan kau bilang aku tak suka.
Wangi bunga dan keindahannya.
Aku juga manusia sama seperti lainnya.Tak bisa hilang begitu saja.

Namun satu yang harus kau jaga.
Yang kan menjadi teman di kubur sana.
Hanya amal sholih, tidak selainnya!

Jangan kau bilang aku sok idealis.
Walau aku terkadang berbicara kritis.
Bukan maksud juga buat kau menangkis.
Cinta ini yang buatku menangis.

Kau saudaraku yang kucinta, walau kau tepis.
Biarlah bunga-bunga itu bertebaran. Biarlah mawar itu bermekaran.
Jika bukan milikmu tak usah hiraukan.
Yakinlah kelak ia akan datang dan berjalan.
Sekuntum bunga yang kau dambakan.
Yang disimpan rapi hanya untukmu,oleh Ar Rahman.

Lalu, apa lagi yang kau tunggu?

Divisi Tarqiyah Imaniyah PSDM

Comments

Popular posts from this blog

TENTANG MAN JADDA WAJADA

Oleh Nila Rofiqoh Sumber Bisa karena biasa. Mungkin slogan itu yang selalu kupegang teguh untuk menguasai beberapa ilmu dalam kehidupan. Sampai akhirnya sebuah pelajaran berharga yang benar-benar kudapatkan. Dan bahkan sejak peristiwa itu segala hal kecil kuperhatikan supaya tak salah langkah. Semua berawal saat Dokter memvonisku untuk masa pengobatan yang harus kujalani adalah selama enam bulan tanpa putus. “Tapi kan ini tuh gak sebentar dan nanti kalo aku tiba-tiba lupa sehari gimana? Ngulang dari awal kan Dok?.” Itulah protes pertamaku ke dokter THT yang sudah menanganiku selama tiga tahun terakhir. Saat itu aku memang bukanlah anak yang  aware  dengan kondisi badan sendiri, olahraga jarang, makan terkadang ingat terkadang pun lupa, apalagi yang namanya sayur mayur ooh tidak itu salah satu yang kusisihkan pertama dipiring ketika bertemu dengannya. Tapi untungnya aku masih suka buah-buahan dan ini yang akhirnya membantuku lekas sembuh dari penyakit yang dibawa ole

ODOJ Spirit Message (OSM)

Subhanallah .... Berjuang dalam jamaah kebaikan itu menyenangkan apalagi didalamnya ada ruh-ruh kebaikan yang memompanya di setiap penjuru. Namun dari semangat-semangat kebaikan yang kita tebarkan itu, perlu kita waspadai ada virus-virus yang menyusup dalam amal sholeh kita. Ya virus itu adalah niat kita, ya niat kita ... !!! Saudaraku ... kita berjuang bukan ingin dipuji dan disanjung bak pahlawan yang namanya harum tercetak dalam sejarah. Karena jika niat kita sudah melenceng maka sejatinya kita sedang mengumpulkan bahan bakar kita sendiri. Naudzubillah... Kita berjuang bukan hanya sekadar ingin memperbaiki akhlak atau memiliki peran kebaikan dalam sebuah negara, melainkan kita ingin berjuang untuk kebenaran Islam yang haq dan perjuangan itu menjadi jembatan surga yang kita impikan. Biarlah sebagian mereka melemparkan cacian dan hujatan diatas kebenaran yang menjadi pilihanmu, Tangkaplah cacian dan hujatan itu menjadi kumpulan puing-puing yang mampu meringankan timban

Mendesain Kematian

Oleh: Rochma Yulika Ingatlah pada sebuah kampung di mana kita berasal. Ingatlah pada sebuah kampung di mana kita akan tinggal.  Ingatlah pada sebuah kampung di mana kita akan hidup kekal.  Langkah-langkah kaki dalam mengisi hari. Langkah-langkah kaki menapaki jalan Ilahi. Adalah langkah menuju kehidupan hakiki.  Janganlah merasa bahwa di dunia ini adalah tempat tinggal kita. Janganlah merasa bahwa di dunia ini kita akan hidup selamanya.  Bila kita mampu menyadari.  Bila kita mampu memahami. Bahwa yang hidup akan mati Bahwa yang hebat menjadi tak berarti. Dan semua akan kembali.  Sudahkah kita mendesign akhir hidup kita?  Sudahkah kita mengukir sejarah dengan banyak berkarya?  Sudahkah kita berjuang tuk tegakkan kalimat Nya?  Dan sudahkah kita berkorban dengan segala yang kita punya?  Seperti apa kematian kita? Rancang dari semula.  Hingga sesal tak lagi ada. Hingga mulia jadi karunia. Hingga syahid menjadi nyata. Setiap detik yang kita lalui mar