Skip to main content

SEMUA TENTANG CINTA

Hasil gambar untuk tentang cinta

Oleh Nike Shinta



Apakah yang membuat kita bertahan kecuali cinta? Tentang rasa yang berjuta makna. Tentang keyakinan di antara beribu keraguan. Kau kah itu wahai Sang pemilik cinta yang telah memberikan rasa teramat indah? Betapa agung perkataan-Mu. Betapa menggetarkan seluruh berita-Mu. Betapa mengharukan janji-Mu. Ya, diri ini bertahan lantaran cinta atas segala keindahan-Mu.

            Tidak mudah memegang amanah. Janji untuk selalu membumikan Al Quran lewat sebuah komunitas ODOJ (One Day One Juz) terasa sangat berat. Membaca Al Quran yang awalnya hanya dua lembar per hari lantas berganti menjadi satu juz. Tidak bisa membayangkan bagaimana harus mengatur waktu yang bahkan shalat pun kadang terburu-buru. Segudang aktivitas menjadikan tubuh dan pikiran ini penuh dengan urusan duniawi. Menjadikan raga ini lelah lantaran urusan dunia. Menjadikan ruh ini mati karena terlalu gersang. Jelas, amanah untuk menyelesaikan sehari satu juz menjadi teramat sulit.
            Perlahan hati mulai bertanya untuk apa hidup ini. Kalau hanya sekadar hidup, lantas di mana letak perbedaannya dengan makhluk Allah yang lain, yang tak berakal budi namun tetap hidup dengan naluri. Apakah hidup hanya untuk bekerja? Memang berusaha untuk mendapatka rezeki adalah kewajiban, namun nutrisi  untuk rohani tetap harus dipenuhi. Ada kalanya kita berada dalam tingkat keimanan yang membuncah. Ada pula saatnya keimanan kita dalam titik yang terendah. Itu adalah soal bagaimana kita memelihara iman dan menjadikannya sebagai kunci untuk menemukan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Saat iman sedang meninggi, itulah saatnya diri menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkelebat bahwa hidup tidak hanya soal memenuhi kebutuhan duniawi. Ada akhirat yang teramat kekal sedang menantikan setiap jiwa yang hidup di bumi. Setiap sebab pasti ada akibat.
            Diri ini terhenyak. Betapa hidup dan waktu sangatlah berharga. Menjadikannya sebagai sarana untuk mendapatkan dunia saja adalah hal yang terbatas hanya hingga napas terakhir. Selanjutnya, apa yang telah kita perbuat di dunia akan mendapat balasan. Selagi diri ini mampu berpikir, selama jiwa masih berada dalam raga, tiada yang lebih indah kecuali menjadikan-Nya sebuah ingatan dalam setiap aktivitas. Menjadikan-Nya alasan untuk segalaa hal yang kita perbuat. Saatnya mendekat dan terus mendekat pada-Nya. Selangkah saja kita mendekat, seribu langkah Allah akan datang pada kita. Al Quran sebagai firman-Nya yang tak ada keraguan di dalamnya menjadikan kita mengenal siapa Tuhan kita. Lantas, kita juga akan mengenal siapa diri kita dan untuk apa Allah menciptakan kita.
            Diri ini masih ragu apakah bisa menyelesaikan satu juz dalam waktu sehari semalam. Tidak ada salahnya untuk mencoba. Ternyata sulit. Harus menyisipkan waktu senggang di antara pekerjaan yang menumpuk. Belum lagi harus dikejar deadline. Benar-benar sulit. Lalu diri ini kembali merenung. Diam sejenak dan memperkuat niat. Berbekal basmalah lalu kembali mencoba. Segala puji syukur terhatur kepada Allah karena dengan niat yang kuat dan usaha yang maksimal, maka segalanya akan dimudahkan. Allah yang berkuasa atas segala hal. Amat sangat mudah bagi-Nya untuk memudahkan atau mempersulit hamba-Nya dalam beribadah. Jika hati telah terlena oleh dunia lantas beribadah tak lagi nikmat rasanya, mungkin itu adalah ujian dari Allah yang teramat berat untuk menjauhkan manusia dari Rabb-nya. Naudzubillahimindzalik. Saat diri ini mampu berpikir dengan jernih dan mendamba cinta dari Sang pemilik cinta, sesungguhnya itu adalah hidayah yang sangat berharga karena Allah telah memanggil jiwa kita untuk dekat dengan-Nya. Saatnya untuk kembali pada ketenangan dalam cinta-Nya bersama Al Quran yang berisi pedoman dan peringatan. Lalu diri ini berazam ingin terus membumikan Al Quran. Sebab tiada keraguan di dalamnya. Sebab ada cinta yang akan terus terpelihara sampai akhir masa.

“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka” (Al Baqarah:2-3)

Comments

Popular posts from this blog

TENTANG MAN JADDA WAJADA

Oleh Nila Rofiqoh Sumber Bisa karena biasa. Mungkin slogan itu yang selalu kupegang teguh untuk menguasai beberapa ilmu dalam kehidupan. Sampai akhirnya sebuah pelajaran berharga yang benar-benar kudapatkan. Dan bahkan sejak peristiwa itu segala hal kecil kuperhatikan supaya tak salah langkah. Semua berawal saat Dokter memvonisku untuk masa pengobatan yang harus kujalani adalah selama enam bulan tanpa putus. “Tapi kan ini tuh gak sebentar dan nanti kalo aku tiba-tiba lupa sehari gimana? Ngulang dari awal kan Dok?.” Itulah protes pertamaku ke dokter THT yang sudah menanganiku selama tiga tahun terakhir. Saat itu aku memang bukanlah anak yang  aware  dengan kondisi badan sendiri, olahraga jarang, makan terkadang ingat terkadang pun lupa, apalagi yang namanya sayur mayur ooh tidak itu salah satu yang kusisihkan pertama dipiring ketika bertemu dengannya. Tapi untungnya aku masih suka buah-buahan dan ini yang akhirnya membantuku lekas sembuh dari penyakit yang dibawa ole

ODOJ Spirit Message (OSM)

Subhanallah .... Berjuang dalam jamaah kebaikan itu menyenangkan apalagi didalamnya ada ruh-ruh kebaikan yang memompanya di setiap penjuru. Namun dari semangat-semangat kebaikan yang kita tebarkan itu, perlu kita waspadai ada virus-virus yang menyusup dalam amal sholeh kita. Ya virus itu adalah niat kita, ya niat kita ... !!! Saudaraku ... kita berjuang bukan ingin dipuji dan disanjung bak pahlawan yang namanya harum tercetak dalam sejarah. Karena jika niat kita sudah melenceng maka sejatinya kita sedang mengumpulkan bahan bakar kita sendiri. Naudzubillah... Kita berjuang bukan hanya sekadar ingin memperbaiki akhlak atau memiliki peran kebaikan dalam sebuah negara, melainkan kita ingin berjuang untuk kebenaran Islam yang haq dan perjuangan itu menjadi jembatan surga yang kita impikan. Biarlah sebagian mereka melemparkan cacian dan hujatan diatas kebenaran yang menjadi pilihanmu, Tangkaplah cacian dan hujatan itu menjadi kumpulan puing-puing yang mampu meringankan timban

Mendesain Kematian

Oleh: Rochma Yulika Ingatlah pada sebuah kampung di mana kita berasal. Ingatlah pada sebuah kampung di mana kita akan tinggal.  Ingatlah pada sebuah kampung di mana kita akan hidup kekal.  Langkah-langkah kaki dalam mengisi hari. Langkah-langkah kaki menapaki jalan Ilahi. Adalah langkah menuju kehidupan hakiki.  Janganlah merasa bahwa di dunia ini adalah tempat tinggal kita. Janganlah merasa bahwa di dunia ini kita akan hidup selamanya.  Bila kita mampu menyadari.  Bila kita mampu memahami. Bahwa yang hidup akan mati Bahwa yang hebat menjadi tak berarti. Dan semua akan kembali.  Sudahkah kita mendesign akhir hidup kita?  Sudahkah kita mengukir sejarah dengan banyak berkarya?  Sudahkah kita berjuang tuk tegakkan kalimat Nya?  Dan sudahkah kita berkorban dengan segala yang kita punya?  Seperti apa kematian kita? Rancang dari semula.  Hingga sesal tak lagi ada. Hingga mulia jadi karunia. Hingga syahid menjadi nyata. Setiap detik yang kita lalui mar