oleh : Rochma Yulika
Wahai jiwa yang sedang dilanda gundah.
Wahai jiwa yang dirudung gelisah.
Segera gelar sajadah untuk khusyu beribadah.
Dan berdoa penuh harap untuk mendapatkan jalan yang mudah.
Jangan terlampau bersedih dengan apa yang menimpa.
Lantaran dunia itu berisi kenikmatan yang sementara.
Bandingkan dengan kenikmatan akhirat yang tiada ujungnya.
Tak kan rugi bila kita mengutamakannya.
Kehidupan di dunia sangatlah singkat.
Maka hal yang baik jangan sampai terlewat.
Apalagi terjerumus ke jalan yang sesat.
Sengsara di akhirat dan malaikat pun akan melaknat.
Dunia itu miskin kenikmatan.
Bila dibanding dengan surga yang tiada berakhiran.
Akan merugi bila diri berada dalam kenistaan.
Hingga jauhlah kita dari kemuliaan.
Akhirat itu kehidupan yang kekal.
Sudah saatnya kita segera mengumpulkan bekal.
Jika memang kita ini orang-orang berakal.
Bergegas untuk beramal agar tak ada sesal.
Tak perlu berlarut dalam kesedihan.
Bila sebagian milik kita tak lagi ada dalam genggaman.
Asalkan bukan agama kita yang jadi ujian.
Semua yang hilang akan segera tergantikan.
Aidh Al Qarni menyampaikan nasihat bijaknya dalam kitab Laa Tahzan, "Wahai orang-orang yang tertimpa musibah, sesungguhnya tak ada sesuatu pun yang hilang dari kalian. Kalian justru beruntung, karena Allah selalu menurunkan sesuatu kepada para hamba Nya dengan 'surat ketetapan' yang di sela-sela huruf kalimat Nya terdapat kelembutan, empati, pahala, ada balasan, dan juga pilihan.
Maka dari itu, siapa saja yang tertimpa musibah yang hebat, ia harus menghadapi dengan sabar, mata yang jernih dan pola pikir yang panjang.
Dengan begitu, ia akan menyaksikan bahwa buah manis dari musibah itu adalah: 'Lalu, Diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelahnya lagi ada siksa (Al Hadid;13)' Dan sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik, lebih abadi, lebih utama dan lebih mulia."
AIHQ PSDM ODOJ
Comments
Post a Comment