Skip to main content

Kita Adalah Manusia Kuat, yang Tak Kenal Letih



Oleh : Rudianto Surbakti

Sahabatku...
Mari kita coba menapaki kembali langkah-langkah yang pernah kita lalui, dari masa kita kecil sampai detik ini. Cobalah buka kembali lembaran-lembaran waktu yang sudah terlewati, semua lembaran yang suram ataupun yang bercahaya.
Lalu cobalah kumpulkan masalah yang pernah kita hadapi, dari yang paling kecil sampai yang paling besar. Mungkin kita akan takjub dengan kekuatan jiwa dan kekokohan raga yang kita miliki.
Terdapat jutaan masalah dan kesulitan yang ternyata sudah kita atasi dengan sangat baik.
Jika boleh berbangga, banggalah karena Allah telah ciptakan kita dengan jutaan kesempurnaan.
Allah tidak memberikan sedikitpun cela pada penciptaan jiwa kita, jiwa yang kuat dan tak kenal letih.
Allah anugerahkan kita kesabaran dan kesyukuran yang menjadikan kita kuat.
Kuat dalam mengatasi setiap masalah yang kita hadapi.
Kemudian, dengan sabar dan syukur itu pula Allah anugerahkan kita kenikmatan syurga kelak. In syaa Allah.

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah : 155).

Sahabatku...
Ada sebuah cinta yang membuat kita mampu mengatasi jutaan masalah di masa lalu.
Itulah cinta yang khas, cinta yang hanya dimiliki Allah dan diberikan pada kita hamba-Nya.
Allah menguji kita dengan masalah, namun Allah juga tidak biarkan kita sendiri menghadapinya.
Dia berikan sabar dan syukur sebagai pendamping, yang juga akan membawa kita kembali pulang dengan kemenangan.
Pulang ke rumah kita, yaitu Syurga Allah.

Sahabatku...
Tahun-tahun mendatang, mungkin akan ada jutaan masalah lagi yang harus kita hadapi.
Namun, yakinlah pada cinta Allah yang khas.
Cinta yang mencukupi kebutuhan kita menghadapinya.

“Bukankah Allah-lah yang mencukupi (segala kebutuhan) hamba-Nya?” (QS. Az Zumar: 36).

Itu janji Allah, untuk kita...
Kita; diri yang KUAT, yang tak kenal Letih.

Divisi Tarqiyah Imaniyah PSDM ODOJ

Comments

Popular posts from this blog

TENTANG MAN JADDA WAJADA

Oleh Nila Rofiqoh Sumber Bisa karena biasa. Mungkin slogan itu yang selalu kupegang teguh untuk menguasai beberapa ilmu dalam kehidupan. Sampai akhirnya sebuah pelajaran berharga yang benar-benar kudapatkan. Dan bahkan sejak peristiwa itu segala hal kecil kuperhatikan supaya tak salah langkah. Semua berawal saat Dokter memvonisku untuk masa pengobatan yang harus kujalani adalah selama enam bulan tanpa putus. “Tapi kan ini tuh gak sebentar dan nanti kalo aku tiba-tiba lupa sehari gimana? Ngulang dari awal kan Dok?.” Itulah protes pertamaku ke dokter THT yang sudah menanganiku selama tiga tahun terakhir. Saat itu aku memang bukanlah anak yang  aware  dengan kondisi badan sendiri, olahraga jarang, makan terkadang ingat terkadang pun lupa, apalagi yang namanya sayur mayur ooh tidak itu salah satu yang kusisihkan pertama dipiring ketika bertemu dengannya. Tapi untungnya aku masih suka buah-buahan dan ini yang akhirnya membantuku lekas sembuh dari penyakit yang dibawa ole

ODOJ Spirit Message (OSM)

Subhanallah .... Berjuang dalam jamaah kebaikan itu menyenangkan apalagi didalamnya ada ruh-ruh kebaikan yang memompanya di setiap penjuru. Namun dari semangat-semangat kebaikan yang kita tebarkan itu, perlu kita waspadai ada virus-virus yang menyusup dalam amal sholeh kita. Ya virus itu adalah niat kita, ya niat kita ... !!! Saudaraku ... kita berjuang bukan ingin dipuji dan disanjung bak pahlawan yang namanya harum tercetak dalam sejarah. Karena jika niat kita sudah melenceng maka sejatinya kita sedang mengumpulkan bahan bakar kita sendiri. Naudzubillah... Kita berjuang bukan hanya sekadar ingin memperbaiki akhlak atau memiliki peran kebaikan dalam sebuah negara, melainkan kita ingin berjuang untuk kebenaran Islam yang haq dan perjuangan itu menjadi jembatan surga yang kita impikan. Biarlah sebagian mereka melemparkan cacian dan hujatan diatas kebenaran yang menjadi pilihanmu, Tangkaplah cacian dan hujatan itu menjadi kumpulan puing-puing yang mampu meringankan timban

Mendesain Kematian

Oleh: Rochma Yulika Ingatlah pada sebuah kampung di mana kita berasal. Ingatlah pada sebuah kampung di mana kita akan tinggal.  Ingatlah pada sebuah kampung di mana kita akan hidup kekal.  Langkah-langkah kaki dalam mengisi hari. Langkah-langkah kaki menapaki jalan Ilahi. Adalah langkah menuju kehidupan hakiki.  Janganlah merasa bahwa di dunia ini adalah tempat tinggal kita. Janganlah merasa bahwa di dunia ini kita akan hidup selamanya.  Bila kita mampu menyadari.  Bila kita mampu memahami. Bahwa yang hidup akan mati Bahwa yang hebat menjadi tak berarti. Dan semua akan kembali.  Sudahkah kita mendesign akhir hidup kita?  Sudahkah kita mengukir sejarah dengan banyak berkarya?  Sudahkah kita berjuang tuk tegakkan kalimat Nya?  Dan sudahkah kita berkorban dengan segala yang kita punya?  Seperti apa kematian kita? Rancang dari semula.  Hingga sesal tak lagi ada. Hingga mulia jadi karunia. Hingga syahid menjadi nyata. Setiap detik yang kita lalui mar